Minggu, 15 Mei 2011

PERUBAHAN SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN

Perubahan sosial merupakan suatu gejala yang akan selalu ada dalam masyarakat, karena masyarakat selalu berubah dalam aspek terkecil sekalipun. Perubahan sosial maupun perubahan budaya sebenarnya dua konsep yang berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain, di mana perubahan sosial mengacu pada perubahan struktur sosial dan hubungan sosial di masyarakat sedangkan perubahan budaya mengacu pada perubahan segi budaya di masyarakat. Tetapi perubahan pada hubungan sosial akan menimbulkan pula perubahan pada aspek nilai dan norma yang merupakan bagian dari perubahan budaya.
Terdapat berbagai teori yang dapat menjelaskan fenomena perubahan sosial di masyarakat. Tetapi semua teori itu sebenarnya saling mengisi satu sama lain, merupakan perbaikan ataupun juga memberikan sumbangan yang berarti dalam memahami fenomena perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat terjadi karena sebab internal maupun eksternal. Faktor internal berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam diri masyarakat, sedangkan faktor eksternal mengacu pada sumber perubahan yang berasal dari luar masyarakat.
Proses perubahan sosial yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat juga terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya. Faktor pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan. Faktor penghambat antara lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka terhadap hal yang baru serta adat yang berlaku.
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan lambat, perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan.
Tidak ada satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan tersebut. Bahkan suatu penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur budaya lainnya. Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan reorganisasi sosial, teknologi serta cultural lag.





















BAB II
PEMBAHASAN

Saat mempelajari mengenai suatu perubaha pasti terdapat sebab-sebab yang mengakibatkannya. Dalam pembahasan perubahan sosial budaya maka juga muncul sumber-sumber yang mengakibatkan perubahan sosial budaya. Sumber-sumber tersebut dapat berasal dari masyarakat maupun dari luar masyarakat. Sumber-sumber yang berasal dari masyarakat meliputi bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan masyarakat, dan terjadinya pemberontaka atau revolusi. Sedangkan sumber-sumber yang berasal dari luar masyarakat meliputi lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia, peperangan dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Sumber-sumber yang berasal dari dalam masyarakat antara lain:
1. Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Pertambahan penduduk akan mengakibatkan terjadinya perubahan stuktur masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Misal, orang-orang kemudian mengenal hak individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal.
Berkurangnya penduduk disebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang mempengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.
2. Penemuan-penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu. Seringkali prosesnya membutuhkan rangkaian pencipta-pencipta. Karena saat discovery menjadi invention, proses inovasi belum selesai.
Terdapat beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat,yaitu:
a. Kesadaran individu-individu akan kekurangan dan kebudayaannya.
Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Diantara orang-orang tersebut ada yang diam saja dan ada pula yang tidak puas akan hal tersebut. Orang-orang yang tidak puas inilah yang kemudian menjadi pencipta-pencipta bari tersebut.
b. Kualitas ahli-ahli dalam suatu kebudayaan.
Keinginan untuk mempertinggi kualitas suatu karya merupakan pendorong untuk meneliti kemungkinan-kemungkinan ciptaan baru.
c. Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
Pengaruh suatu penemuan baru tidak hanya terbatas pada satu bidang tertenu saja, tetapi ia sering kali meluas ke bidang-bidang lainnya. Misalnya penemuan radio menyebabkan perubahan-perubahan dalam lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, agama, pemerintahan, rekreasi, dan seerusnya. Contoh lain yaitu penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, yang kemudian kian memperdalam perbedaan antara negara-negara besar(super power) dengan negara-negara kecil.
Disamping penemuan-penemuan baru baru di bidang unsur-unsur kebudayaan jasmaniah, terdapat pula penemuan-penemuan baru di bidang unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Misalnya ideologi baru, aliran-aliran kepercayaan yang baru, sistem hukum yang baru dan seterusnya. Penemuan-penemuan baru yang oleh Ogburn dan Nimkoff dinamakan social invention adalah penciptaan pengelompokan individu-individu yang baru, atau penciptaan adat istiadat baru, maupun suatu perilaku sosial yang baru. Akan tetapi yang terpenting adalah akibatnya terhadap lembaga-lembaga kemasyarakatan, dan akibat lanjutannya pada bidang-bidang kehidupan lain.
Misalnya dengan dikenalnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20 melalui mereka yang pernah mengalami pendidikan Barat, timbullah gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan politik yang kemudian menimbulkan lembaga-lembaga kemsyarakatan yang baru dikenal, yaitu partai politik.
3. Pertentangan (Conflict) Masyarakat
Pertentangan (conflict) masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.
Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kegiatan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diskui, tetapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan klompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan perubahan-perubahan.
Pertentangan antar kelompok mungkin terjadi antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan-pertentangan demikian sering terjadi, apalagi pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern. Generasi muda yang belum terbentuk kepribadiannya lebih mudah menerima unsur-unsur kebudayaan asing . keadaan demikian mnimbulkan perubahan-perubahan tertentu dalam masyarakat, misalnya pergaulan yang lebih bebas antara pria dan wanita, atau kedudukan mereka yang kian sederajat dalam masyarakat dan lain-lainnya.
4. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar negara Rusia yang mula-mula mempunyai bentuk kerajaan absolut berubah menjadi diktator dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk Negara sampai keluarga batih, mngalami prubahan-perubahan yang mendasar.
Sumber-sumber yang berasal dari luar masyarakat antara lain:
1. Sebab-sebab yang Berasal dari Lingkungan Alam Fisik yang ada di Sekitar Manusia.
Terjadinya bencana alam mungkin menyebabkan masyarakat-masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru maka mereka harus menyesuaikan diri dengan tempat tinggalnya tersebut. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga keemasyarakatannya.
Sebab yang bersumber pada lingkungan alam fisik kadang-kadang ditimbulkan oleh tindakan para warga masyarakat itu sendiri. Misalnya penggunaan tanah secara sembrono tanpa memprhitungkan klestarian humus tanah, penebangan hutan, tanpa memikirkan penanaman kembali, dsb.
2. Peperangan
Peperangan dengan Negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya Negara yang menang akan memakskan kebudayaaanya pada Negara yang kalah. Contohnya adalah negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. Negara-negara yang kalah dalam perang dunia kedua seperti Jerman dan Jepang mengalami perubahan-perubahan besar dalam masyarakatnya.
3. Pengaruh kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecendrungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat memengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.
Apabila hubungan tersebu berjalan melalui alat komunikasi massa maka ada kemungkinan pengaruh iu hanya datang dari sau pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi tersebut. Apabila pengaruh dari masyarakat tersebut diterima tidak karena paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing disebut akulturasi.
Di dalam pertemuan dua kebudayaan tidak selalu terjadi proses saling mempengaruhi, tetapi terkadang terjadi saling menolak. Keadaan semacam itu disebut dengan cultural animosity. Cultural animosity yang ada hingga kini adalah antara Surakarta dan Yogyakarta. Pertemuan kedua kebudayaan ini mula-mula diawali dengan pertentangan fisik yang kemudian dilnjutkan pertentangan-pertentangan dalam segi-segi kehidupan lainnya. Sampai sekarang corak pakaian kedua belah pihak tetap berbeda, demikian pula tarian-tariannya, seni musik tradisional, gelar-gelar kebangsawanan, dst, padahal mereka berasal dari sumber dan dasar yang sama, yaitu kebudayaan khusus (sub culture) Jawa.
Apabila salah satu dari kebudayaan yang bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi, yaitu peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain. Mula-mula unsur-unsur tersebut ditambahkan pada kbudayaan asli. Akan tetapi, lambat laun unsur-unsur kebudayaan aslinya diubah dan diganti oleh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sumber-sumber perubahan dapat berasal dari masyarakat maupun dari luar masyarakat. Sumber-sumber yang berasal dari masyarakat meliputi bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan masyarakat, dan terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan sumber-sumber yang berasal dari luar masyarakat meliputi lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia, peperangan dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
• Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Pertambahan penduduk dan Perpindahan penduduk akan mengakibatkan terjadinya perubahan stuktur masyarakat, kekosongan terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya.
• Penemuan-penemuan Baru
Penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan invention.
• Pertentangan (Conflict) Masyarakat
Pertentangan (conflict) masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan kelompok.
• Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
• Sebab-sebab yang Berasal dari Lingkungan Alam Fisik yang ada disekitar manusia.
Terjadinya bencana alam menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga keemasyarakatannya.
• Peperangan
Peperangan dengan Negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan karena biasanya Negara yang menang akan memaksakan kebudayaaanya pada Negara yang kalah.
• Pengaruh kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecendrungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik.



















DAFTAR PUSTAKA

Soekamto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widodo, Slamet. 2010. Perubahan Kebudayaan; Teknologi, Ideologi dan Nilai. Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid. pada tanggal 27 September 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar